Menjawab tuduhan kristen : Nabi Muhammad saw pembunuh

jawab:


Mengenai pembunuhan, saya yakin Anda mempercayai kebenaran, maka dalam menegakkan kebenaran dalam kehidupan ini mestilah ada yang dibela dan mestilah ada yang ditindak. Demikian logika berbicara. Dan bila Anda tidak setuju dengan pembunuhan yang dilakukan Nabiku Muhammad Saw., ketahuilah bahwa seluruh nabi-nabi adalah pembunuh. Musa As. memerangi ummatnya sendiri yang kufur (Samiri, Qarun, Fir’aun), Isa bin Maryam memerangi pembangkangnya, Daud As., Sulaiman As., dan semua para nabi, mestilah ada yang beriman kepadanya, dan ada yang mendustakannya.

Bila ada seorang manusia terkena penyakit menular, dan akan menularkan virus yang membahayakan banyak orang misalnya, apa yang dilakukan kalian di Negara Barat sana? Mereka membunuhnya! Kenapa? Membahayakan kesehatan ummat manusia, dan pembunuhan itu adalah bentuk logika yang sehat! Demikian pula para penyebar fitnah atas firman Tuhan, mesti dibunuh, karena mereka akan membuat orang lain menjadi kufur pada Tuhan. Dan kufur pada Tuhan jauh lebih berbahaya dari sekedar penyakit menular, karena orang yang sakit menular walaupun menjijikkan bisa saja diampuni Tuhan. Namun orang yang kufur pada Allah Swt. berarti mereka musuh Allah Swt.

Dan ocehan Anda mengenai moral, itu runtuh dari otak Anda bila di sebelah Anda saat ini berdiri seorang manusia yang terjangkit virus berbahaya yang bila ia bernafas lagi maka ia akan menularkan milyaran virusnya pada Anda dan jutaan manusia. Niscaya Anda akan mengambil pisau dan menusukkannya tanpa ampun dan membunuhnya, karena Anda ingin selamat dan ingin menyelamatkan ummat manusia. Sampai di sini logika pembunuhan Anda akui bukan?

Namun Nabiku Muhammad Saw. tidak semudah itu membunuh. Beliau Saw. sangat baik dan tidak sembarang membunuh. Dilarang membunuh wanita dalam peperangan, dilarang membunuh anak-anak, dilarang memukul wajah, dilarang menyerang orang yang tak bersenjata, demikian indahnya ajaran Nabiku Muhammad Saw.! Dan demikian dangkalnya pemahaman Anda.

Mengenai peristiwa Ashma binti Marwan bukanlah perintah Rasul Saw., namun perbuatan Umair bin Adiy Ra. Karena wanita jahat itu terus memfitnah Nabi Saw. agar orang-orang membencinya, maka berkata Umair bin Adiy Ra. kepada dirinya: “Kalau Nabi Saw. selamat dari Perang Badr maka aku bersumpah untuk membunuh Ashma binti Marwan dari Bani Umayyah!”

Maka ia pun membunuhnya, lalu melaporkannya pada Rasul Saw. dan Rasul Saw. menenangkannya. Demikian kejadian pada tahun 2 Hijriyah. (Isti’ab juz 3 halaman 1218, Thabaqat Kubra juz 2 halaman 27, al-Ishabah juz 4 halaman 721, as-Sirah an-Nabawiyyah juz 6 halaman 49).

Wajar saja wanita ini dibunuh karena ia menentang agama Allah, tak beda dengan Fir’aun, Tsamud, dan semua penentang agama Allah lainnya. Tak dibedakan apakah ia wanita lemah atau ia raja wibawa, yang dibedakan adalah kadar bahaya fitnahnya pada agama Allah. Sebagaimana kalian di Barat bila melihat orang yang terjangkit virus berbahaya langsung membunuhnya, atau melihat orang pelaku bom bunuh diri, pasti langsung membunuhnya, walaupun ia ibu menyusui 70 anak sekalipun, dan kalau bom itu disembunyikan di perutnya niscaya manusia seperti kalian tidak sungkan-sungkan merobek perutnya hidup-hidup demi mengeluarkan bom itu. Bukankah demikian? Sampai di sini logika pembunuhan wanita Anda akui sebagai hal yang mesti bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Tuan Berubah Menjadi Tuhan (dalam bibel)

Yesus hanya diutus kepada bani israel - Bukti Alkitabiyah

YOHANES 13:13 TUHAN atau Tuan