Taurat Old Testament Bible Bukanlah Wahyu Yang Diterima Musa
Penganut agama Yahudi dan Kristen, meyakini bahwa kitab taurat yang ada dalam kitab mereka adalah murni Taurat Musa, padahal kitab yang sekarang mereka pegang dan yang mereka sucikan sekarang bukanlah salinan Taurat yang ditulis oleh Musa, melainkan kitab yang dikarang oleh generasi Israel yang hidup ratusan tahun setelah kematian Musa. Memang Musa sendiri telah diberi Taurat pada loh batu, dia lalu menyalinnya kemudian dimasukan ke dalam tabut (Keluaran 24:12; 25:21; 32:15; 34:1-4).
Kitab Taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunani disebut Pentateukh.
Kelima kitab ini adalah:
Kejadian, bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit (בראשית),
Keluaran, bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot (שמות),
Imamat, bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayyikra (ויקרא),
Bilangan, bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar (במדבר)
Ulangan, bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim (דברים)
Kelima buku pertama ini dianggap penting karena kelima buku ini memuat peraturan-peraturan yang dipercayai ditulis oleh Musa.
Perjalananan kitab taurat ini sangat berkaitan erat dengan sejarah Israel pasca Sulaiman. Setelah Nabi Sulaiman (raja Salomon) wafat pada tahun 992 SM, Kerajaaannya pecah menjadi dua. Kerajaan utara dinamakan Israel terdiri dari 10 suku Israel, dibawah pimpinan Raja Yerobeam (I Raja-raja 13:33 – 14:20). Ibu kota kerajaaan ini selalu berpindah-pindah dari Sikhem, Pnuel, Tirza dan akhirnya kota Samaria (I Raja-raja 12:25a; 12:25b; 14:17; 16:24,29). Sedangkan kerajaan selatan dinamakan Yehuda, terdiri dari 2 suku, rajanya bernama Rehabeam (I Raja-raja 14:21-31), dengan ibukota Yerusalem.
Yerusalem adalah tempat menyimpan tabut perjanjian yang berisi kitab Taurat. Oleh karena itu warga kerajaan utara (Israel) merasa berkewajiban untuk melakukan ibadah di kota itu. Tetapi karena Yerusalem adalah ibukota kerajaan Yehuda, maka Yerobeam tidak setuju rakyatnya menjadikan Yerusalem sebagai pusat peribadatan mereka. Berdasarkan pertimbangan itu, ia memilih kota Betel serta Dan sebagai pusat peribadatan yang baru, dan mendirikan patung-patung anak lembu yang terbuat dari Emas (I Raja-raja 12:26-33) yang kemudian dianggap sebagai Dewa Kesuburan. Tindakan Yerobeam inilah yang membuat rakyat Israel kembali menyembah berhala (I Raja-raja 13:34; 15:30,34; II Raja-raja 10:29; 13:6; 14:24; 17:22).
Penyembahan terhadap berhala ini meletupkan pertikaian antara rakyat Israel sendiri, serta melibatkan rakyat Yehuda. Perselisihan ini mencapai puncaknya di masa pemerintahan raja Ahab. Nabi Elia menentang keras penyembahan musyrik itu, sedangkan Izebel, istri Ahab, secara terus terang memajukan dan mengembangkan penyembahan berhala yang bernama Baal. Diantara unsur peribadatan ini adalah persundalan (perzinaan) yang dilakukan didalam kuil-kuil dewa, dan berbagai bentuk prilaku seksual yang sangat bertentangan dengan Hukum Taurat yang telah diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Lama kelamaan mereka melupakan kitab Taurat itu.
Sekitar tahun 397 SM Ezra memimpin eksodus 1800 orang Yahudi menuju ke Yerusalem. Dimasa Ezra ini, Para rabi (pendeta) Yahudi dan aristokratnya melarang kawin campur antara Yahudi dengan non-Yahudi. Kebijaksanaan ini diambil oleh Ezra untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari asimilasi suku, bahasa dan kebudayaan yang hampir menyapu bersih bangsanya. Pada masa itulah Ezra merevisi dan menyusun kembali kitab Ulangan dan menambah empat kitab sejarah Israel di masa Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan), yang kemudian disebut dengan Taurat Musa. Karena sebagian besar bangsa Yahudi sudah tidak bisa berbahasa Ibrani lagi, maka kitab yang disebut Taurat itu diterjemahkan oleh Ezra ke dalam bahasa Aram. Dari hal tersebut sudah jelas dapat diketahui bahwa Taurat Musa telah ditulis kembali oleh Ezra dan tentunya tidak murni lagi sebagai Taurat Musa yang asli, apa lagi bahasa aslinya pun dilenyapkan.
Mungkinkah Ezra menulis cerita-cerita porno yang terdapat di dalam Taurat, seperti Nuh mabuk dan telanjang bulat (Kejadian 9:20-25),Yehuda berzina dengan mantan menantunya (Kejadian 38:16-18), Lut berzina dengan kedua putrinya (Kejadian 19:30-38), Daud berzina dengan istri Uria (II Samuel 11:2-5), Sulaiman rakus wanita dan mendurhakai Tuhan (I Raja-raja 11:1-4), Perzinaan kakak-beradik Ohola dan Oholiba (Yehezkiel 23:20-21) ?
Ataukah yang menulis cerita perzinaan itu adalah orang-orang Israel atau Yahudi yang sudah terbiasa menyembah dewa Baal dengan cara melakukan perzinaan, sebagaimana yang kami sebutkan di muka?
Apakah Ezra betul-betul menguasai sejarah Israel di masa nabi Musa dan juga menguasai isi Tauratnya? Kemungkinan yang paling besar adalah generasi umat Israel (setelah Ezra) telah mengubah isi dari taurat tersebut sehingga seperti ini.
Setelah masa Ezra, penulis Taurat yang sudah bukan murni Taurat Musa itu terdiri dari dua golongan. Satu golongan Lewi dan satu lagi golongan Yahuza. Kedua-dua golongan ini saling berdengki antara satu sama lain karena masing-msing mau menguatkan dominan atas bani Israel. Makanya penulis-penulis dari golongan Lewi memburuk-burukan Raja-raja dan nabi nabi dari suku Yahuza. Bagitu juga dengan golongan Yahuza memburukkan nabi-nabi dari suku Lawi. Akhirnya kita menemukan kisah persundalan sampai incest yang dialamatkan kepada nabi-nabi di dalam Bible Walaupun aslinya nabi-nabi tersebut tidak berbuat demikian.
Kita juga perlu mengetahui, naskah yang ditulis oleh Ezra itu juga lenyap dibakar oleh raja Syiria, Anthiokus, pada tahun 170 SM. Titus, seorang kaisar Romawi juga berusaha melenyapkan tulisan-tulisan yang dianggap suci oleh Yahudi di masa pemerintahannya.
Setelah itu ditemukan salinan tulisan-tulisan suci warisan lama dalam bahasa Ibrani dengan huruf bahasa Aram, Sekitar tahun 250 SM sisa naskah kuno itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Ptolomeus Philadhelphi dari Alexandria, yang kemudian disebut Septuaginta.
Naskah asli Septuaginta ini hilang pada jaman Origenes Adamanthios. Jadi kitab Taurat Musa telah kabur dimakan sejarah sejak abad ke-6 SM. Kitab yang ada sekarang ini hanyalah kumpulan terjemah tulisan-tulisan para penulis sejarah.
Oleh karena itu, dari uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sekitar tahun 586 SM, tabut yang berisi Taurat tulisan Musa telah dihancurkan oleh tentara Babilonia.
2. Sekitar abad ke-5 SM (750 tahun setelah kematian Musa) Ezra merevisi dan menyusun kembali sejarah bangsa Israel di masa nabi Musa. Kemudian kitab sejarah itu dianggap sebagai Taurat Musa.
Dengan demikian, Taurat yang dianggap suci oleh umat Kristen itu bukanlah firman Tuhan.
Untuk lebih meyakinkan bahwa Taurat dalam Bible adalah bukan tulisan Musa dan sudah dirubah oleh tangan-tangan laknat Isra3l, maka bisa dilihat di ayat ini :
Ulangan 34:6 “Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu,di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan. Dan dikuburkannyalah dia di suatu tempat di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.”
Dari ayat diatas jelas bahwa Taurat yang ditangan umat Kristen sekarang bukanlah taurat Musa yang merupakan firman Tuhan. Apa mungkin Musa yang telah mati menuliskan ayat seperti pada Ulangan 34:6 diatas?
Ratapan nabi Yeremia :
Yeremia 8:8 "Bagaimanakah kamu berani berkata: 'Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN?' Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong."
Firman Allah dalam Al-Qur’an :
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka (Bani Israel) akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?" (QS. Al-Baqarah' 2:75)
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah’ 2:79)
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr’ 15:9)
Komentar
Posting Komentar